Welcome To TP-Online

TP Online Memberikan Pelayanan Jasa Kepada Masyarakat

Wisata Kabupaten TUBAN

Berkunjunglah Di beberapa Wisata di Kota Tuban yang sangat Menarik, Indah, dan Suasana yang Alami buat anda Kunjungi

SEMBILAN WALI / WALISONGO

Ziarah makam di Sembilan Wali / Walisongo (Mengingatkan bahwa nanti kita semua akan mati dan Mengingatkan kita selalu Beribadah Kepada Allah.SWT)

LPB / LISTRIK PRABAYAR

Solusi Baru Pemakaian Listrik dengan menggunakan Listrik Isi Ulang

Belajar Mengetik 10 Jari

Mengetik Cepat dan Akurat, Mengetik tanpa melihat Keyboard, Belajarlah Mengetik dengan 10 Jari

Kamis, 29 Maret 2012

Wisata Watu Ondo Tuban


"Wisata Watu Ondo" merupakan sebuah wisata yang terletak di Desa Jadi Kecamatan Semanding, wisata ini tidak kalah menariknya dengan wisata di daerah kota Tuban lainnnya. Wisata ini penuh dengan tantangan bagi para pecinta alam mungkin cocok tetapi bagi para keluarga yang ingin berlibur juga cocok tapi ingat perlu pengawasan bagi para anak-anak anda di bawah umur 17 Tahun.

"Watu Ondo" atau disebut Tangga dari Batu ini merupakan tangga yang terletak di tebing bebatuan warga sekitar biasa menyebut dengan "Gampeng". Wisata Watu Ondo ini merupakan sebagai jalur lalu lintas antara Dusun Mbogor dengan Dusun Ngendut dan Dusun Secang dengan Dusun Mondokan, Di lokasi Watu ondo sendiri terdapat 4 Lokasi Watu Ondo yakni :
  1. Watu Planting (Sebatang bambu yang diletakan diantara celah-celah batu dengan posisi vertikal).
  2. Ondo Nyikut ( bisa disebut berbentu siku seperti lengan, lebih mudah dilalui karena celahnya lebih lebar dan terbuat dari kayu jati sehingga aman untuk dilewati)
  3. Ondo Duwur (atau disebut tangga yang tinggi ini tangganya terbuat dari kayu jati dengan panjang kurang lebih 20 meter, untuk melewati Ondo Duwur saya harapkan behati-hati serta butuh tenaga yang cukup ekstra untuk melalui karena Ondo Duwur ini mempunyai sudut kemiringan antar 30 - 45 Derajat) Nb. Hati-hati bagi anak-anak kecil.
  4. Ondo Endek (dilihat dari Ondo-ondo yang lain Ondo Endek lebih bersahabat, Ondo Endek bisa disebut juga tangga yang pendek jadi untuk yang satu ini mudah untuk dilalui)
Berikut cerita sekilas tentang Watu Ondo, bagi para peminat tantangan mungkin ini cocok bagi anda para pecinta wisata yang menantang dan mengurans Adrenalin anda, tapi inget jika anda sebelum melakukan petualangan di Watu Ondo diharapkan memakai Sepatu Gunung, bekal makanan yang cukup dan minuman yang cukup karena akan cukup menguras tenaga dan jangan lupa prioritaskan keselamatan anda.

Selamat Berkunjung..............?????


Rabu, 28 Maret 2012

Wisata Goa Ngerong

Kota Tuban merupakan kabupaten yang terletak di deretan pegunungan kapur utara, itu sebabnya banyak sekali goa-goa yang berada di bawah kabupaten tuban dan tidak salah kalo tuban disebut sebagai kota 1000 Gua.Goa Ngerong berbeda dengan Goa Akbar yang terletak di pusat kota Tuban yang sangat mudah untuk dikunjungi. Goa Ngerong terletak di tepi jalan utama Tuban - Bojonegoro lebih tepatnya di Kecamatan Rengel.

Berbeda dengan Goa Akbar, Goa Ngerong memiliki Aliran air dari dalam goa yang menjulur keluar hingga menuju ke pemukiman warga sekitar. Goa Ngerong juga merupakan sebagai pemukiman beribu-ribu Kalelawar yang bergelantungan di mulut Goa, jangan lupa bagi pengunjung yang tidak kuat dengan bau dari kotoran kalelawar jangan mencoba untuk masuk ke dalam Goa.. hehe kalo kuat silahkan saja.

Di bawah Goa terdapat Aliran Air yang di huni oleh sejumlah ikan-ikan gabus, dan ramai menanti untuk memberi ikan tersebut, selain terdapat ikan gabus konon juga terdapat sebuah kura-kura yang berukuran sangat besar tetapi tidak semua pengunjung bisa melihat kura-kura tersebut, hanya orang yang beruntung mungkin bisa melihat kura-kura tersebut muncul dari dasar Air.



Nah.. anda terkesan dengan sedikit cerita tentang Goa Ngerong, maka berkunjunglah anda ke Goa Ngerong   cukup dengan biaya masuk Rp. 2.000 / Orang serta Rp. 500 untuk memberi makan ikan gabus tersebut, Wisata Murah - Wisata Indah - Wisata yang Mendidik bagi keluarga anda..

Selamat Berkunjung......   

Wisata Air Belerang Prataan


Pemandian air hangat yang terleteak di Desa Parang Batu, Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban Kurang Lebih 45 Km dari pusat kota Tuban. Air Belerang di Prataan ini terkenal sebagai terapi penyembugan penyakit.   tempatnya berada di tengah hutan milik Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, banyak orang yang menyebutnya sebagai Wisata Pengobatan atau dikelompokan sebagai Wisata Hutan. 

Wisata Air Belerang Prataan di tempat lokasi tersebut terdapat 3 kolam dan 1 tempat untuk mandi yang terdiri dari beberapa bak mandi sebagai pengobatan. 3 kolam tersebut terdiri dari kolam pertama menggunakan Air Tawar, Kolam kedua menggunakan Air Panas dan Kolam terakhir menggunakan Air Belerang yang sangat cocok untuk pengobatan, antara lain pengobatan untuk para penderira sakit kulit. untuk 1 tempat mandi terdiri dari  beberapa Bak Mandi yang khusus antar Wanita dan Laki-laki dipisahkan sehingga tidak ada sesuatu yang tidak diharapkan oleh penggunjung. Tempat Bak Mandi tersebut khusus dipersiapakan bagi para penderita kulit yang ingin berobat tidak sekedar penderita kulit tapi untuk segala penyakit insyallah akan sembuh jika anda berendam di Air Belerang tersebut.

Nah..... Agar anda lebih jelas mengetahui tempat tersebut, saya sarankan segeralah  datang atau berwisata bersama keluarga anda untuk mengunjungi Pemandian Air Belerang Prataan.

Selamat Berkunjung semoga.. Informasi ini bermanfaat bagi anda yang ingin mencoba pengobatan Alternatif menggunakan Air Belerang.

Jumat, 23 Maret 2012

Cara Memasang Status Online YM pada Blog

Hai Gun, para pemilik Blog / Website, agar lebih memudahkan antara pemilik blog/website berkomunikasi dengan pengunjung Blog / Website anda dengan menaruh status Online YM (Yahoo Messenger) pada Blog / Website anda.

Caranya Copy text dibawah ini :

<a href="ymsgr:sendIM?tponlinecorp"> <img src="http://opi.yahoo.com/online?u=tponlinecorp&amp;m=g&amp;t=0&amp;l=us"/>
</a>

Setelah anda copy kemudian paste pada Gadget html/javascript kemudian klik simpan.

Nb:

  • Yang bertanda biru ganti dengan id yahoo anda.
  • Yang bertanda kuning merupakan tampilan pada blog ganti dengan selera anda.
Berikut macam-macam tampilannya :

t = 0
 t = 1
t = 2
 t = 3
 t = 4
 t = 5
 t = 6
 t = 7
 t = 8
 t = 9
 t = 10
 t = 11
 t = 14
 t = 15
 t=16

Selamat Mencoba..........??? :D

Rabu, 21 Maret 2012

TOSHIBA L635-ST2N05


  • Kondisi : Baru 
  • Harga : Rp. 6,150,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : i3-M390 / 2,67 Ghz / 4 Gb DDR3 / 500 Gb HDD / Intel HD Graphics Shared 1632 Mb, Dedicated 64 Mb / Batt 6 Cell / Webcem - Card Reader, Esata, Wifi, Lan / Windows 7 Home Premium / 13,3" HD Led LCD / DVDRW
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

TOSHIBA L645-1158U


  • Kondisi : Baru
  • Harga : Rp. 6,400,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : i5-M480 / 2,67Ghz / 2 Gb DDR3 / 500 Gb HDD / VGA Intel HD Graphics/698 Mb Dedicated 64 Mb / Batt 6 Cell / 14,0" / DVDRW / Webcem - Card Reader - Bluetooth - Esata
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

TOSHIBA L740-1023U


  • Kondisi : Baru
  • Harga : Rp. 5,550,000
  • Garansi : 365 hari
  • Detail Spek : Core i3-M2310 / 2 Gb DDR3 / 500 Gb HDD / DVDRW / 14,0"/Tanpa OS / Webcem-Card Reader - Bluetooth - HDMI - 2 Ports USB - 2 Ports USB Sleep & Charge - Wifi - Lan / VGA Intel
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah

ACER ASPIRE 4750Z-B942G50Mn


  • Kondisi : Baru
  • Harga : Rp. 3,950,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : N NTB ACER AS4750Z-B942G50Mn (Black) B940 / 2,00 Ghz / 2 Gb DDR3 / 500 Gb HDD / DVDRW / 14,0" / LINUX / Webcem - Card Reader - Bluetooth - HDMI - Wifi - Lan / VGA Intel HD Graphics Shared 690 Mb Dedicated 128 Mb.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

ACER ASPIRE 4750-2312G50Mn


  • Kondisi : Baru
  • Harga : Rp. 4,550,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : Core-i3-M2310 / 2,10 Ghz / 2 Gb DDR3 Memori / 500 Gb HDD / VGA Intel HD Graphics Shared 690 Mb, Bluetooth-HDMI-Wifi-LAN-DVDRW
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

Selasa, 20 Maret 2012

TOSHIBA C640-1042U


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,950,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : P6300 2,27 Ghz / 1Gb DDR3 / 320 Gb HDD / Intel HD Graphics Shared 186 Mb Dedicated 64 Mb / Batterey 6 Cell / Webcem - Card Reader - Wifi - Lan / 14,0" / HD Led LCD / DVDRW
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah

TOSHIBA C640-1024U


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 4,150,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : P6200 2,13 Ghz / 1 Gb DDR3 / 320 Gb HDD / VGA Intel Mobile HD Grhapics / 187 Mb Dedicated 64 Mb / Battery 6 Cell / 14,0" / DVDRW Webcem, Card Reader
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

COMPAQ - CQ320


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,900,00
  • Garansi : 365 hari
  • Detail Spek : DC T4500 2,3 Ghz / 2 Gb DDR3 / 250 Gb HDD / VGA Intel Mobile 4 Series / 732 Mb Dedicated 64 Mb / Batterey 6 Cell / 13,3" / DVDRW / Webcem - Card Reader - Bluetooth - HDMI.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

COMPAQ - CQ420


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,900,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : DC T6670 2,2 Ghz / 2 Gb HDD / VGA Intel / Batterey 6 Cell / 14,0" / DVD RW / Webcem - Card Reader - Bluetooth.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

Senin, 19 Maret 2012

TOSHIBA NB505-N500


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,550,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : Intel Atom N455 1,66 Ghz / 1 Gb DDR2 / 250 Gb HDD / Vga Intel GMA 3150 / 186 Mb Dedicated 54 Mb / Batt 6Cell / Windows 7 Starter 10,1" / Webcam - Card Reader.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah

ACER AS ONE AOD255E-N558Q

  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,350,000
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Spek : Intel Atom N550 1,50 Ghz / 2 Gb DDR3 / 320 Gb HDD / VGA Intel GMA 3150 / 192 Mb Dedicated 64 Mb / Batt 6Cell / Windows 7 Starter / 10,1" / Webcam - Card Reader - Bluetooth.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah

Sabtu, 17 Maret 2012

ACER AS ONE AOD255E-138Q

  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,250,00
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Speak : Intel Atom N455 1,66Ghz / 1 Gb DDR3 / 320 Gb HDD / VGA Intel GMA 3150 / 186 Mb Dedicated 64 Mb / Batt 6 Cell / Windows 7 Starter / 10,1" / Webcem - Card Reader.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.



ACER ASPIRE ONE AOD257-N57DQ


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 2,900,00
  • Garansi : 365 Hari
  • Detail Speak : N NTB ACER ONE AOD257-N57DQ (black) Intel Atom N570 1,66 Ghz / 1 Gb DDR3 / 250 Gb / TNP OPTIVAL / 10"1 / Windows 7 Starter / Webcam - Card Reader - Bluetooth - Wifi - Lan / Vga Intel GMA 3150 Shared 185 Mb, Decated 64 Mb.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah

ACER AS ONE HAPPY-N570DQ


  • Kondisi : Baru
  • Harga User : Rp. 3,250,000
  • Garansi : 365 Hari 
  • Detail Speak : Intel Atom N570 1,66GHZ / 1 Gb DDR3 / 250 Gb HDD / Vga Intel GMA 3150 / 186 Mb Dedicated 64 Mb / Batt 3 Cell / Windows 7 Starter / 10,1" / Wemcam - Card Reader.
Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah

ACER ASPIRE ONE AOD257-N57C/LINUX


Kondisi : Baru
Harga User : Rp. 2,700,00
Garansi : 365 Hari
Detail Speak : N NTB ACER ONE AOD257-N57C (Red,Black) Intel Atom N570 1,66Ghz/1 GB DDR3/320 GB/TNP OPTICAL/10,1"/Linux/Webcam - Card Reader - Wifi - Lan/Vga Intel GMA 3150 Shared 186 MB, Dedicated 64 MB.

Nb : Harga Sewaktu-waktu bisa berubah.

Wisata di Kabupaten Tuban Jawa Timur

Tuban adalah sebuah kota kecil yang berada di daerah pinggir dekat dengan laut jawa, di apit Oleh : Sebelah barat Kota Pati Jawa Tengah, sebelah timur kota Lamongan, sebelah Selatan Kota Bojonegoro dan Sebelah utara merupakan wilayah Laut jawa.
Tuban dijuluki sebagai kota seribu Gua, karena hampir seluruh wilayah Kota Tuban di bawahnya merupakan bebatuan kapur yang membentuk Gua-Gua yang Indah. selain Gua Tuban memiliki banyak sekali objek wisata yang menarik, Sangat sayang jika anda melewatkan wisata tersebut jika datang ke Kota Tuban.

Berikut Daftar Wisata di Kota Tuban Jawa Timur :

1. Wisata Goa
2. Wisata Religi

3. Wisata Pantai

4. Wisata Air

Nah. Silahkan bagi anda yang dari luar kota Tuban untuk mencari Wisata yang masih alami dan wajib anda kunjungi... Selamat Berkunjung... Semoga Daftar Wisata di Kota Tuban ini bisa dapat anda jadikan pilihan bagi keluarga anda saat berlibur.

Jumat, 16 Maret 2012

Sunan Muria


Ia putra Dewi Saroh --adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus

Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.

Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. 

Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.

Sunan Kudus


Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang

Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali --yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya. 

Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. 

Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti "sapi betina". Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. 

Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. 

Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.

Sunan Drajat


Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M

Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun 

Jelog --pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan. 

Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk. 

Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang'. 

Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.

Sunan Gunung Jati


Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii).

Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. 

Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati. 

Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya "wali songo" yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan. 

Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. 

Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. 

Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.

Sunan Kalijaga


Dialah "wali" yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam

Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya. 

Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam ('kungkum') di sungai (kali) atau "jaga kali". Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab "qadli dzaqa" yang menunjuk statusnya sebagai "penghulu suci" kesultanan. 

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. 

Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. 

Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. 

Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga. 

Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede - Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.

Sunan Bonang


Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban

Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali --yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya. 

Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. 

Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah 

yang berarti "sapi betina". Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. 

Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. 

Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.

Sunan Giri


Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya--seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma).

Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. 

Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah "giri". Maka ia dijuluki Sunan Giri. 

Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. 

Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. 

Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. 

Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. 

Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.

Sunan Ampel


Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang)

Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya. 

Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M. 

Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura. 

Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah "Mo Limo" (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk "tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina." 

Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Sunan Maulana Malik Ibrahim


Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi 

Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. 

Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya. 

Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. 

Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya. 

Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Sejaran Sembilan Wali / Walisongo


"Walisongo" berarti sembilan orang wali"  
Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid 

Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal. 
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan. 

Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata. 

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. 

Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.