PANDUAN MENGGAPAI LAILATUL QODAR
I. Muqoddimah
Sesudah disyariatkannya ibadah shaum, dan
agar umat Islam dapat merealisasikan nilai taqwa, Allah SWT melengkapi
nikmat-Nya dengan memberikan adanya "Lailat al qodr". Allah berfirman
: " Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada " Lailat al
qodr". Tahukah kalian apakah " Lailat al qodr" ?. Itulah malam
yang lebih utama dari pada seribu bulan" (QS. Al Qodr : 1-3)
II.
Keutamaan Lailat al Qodr
Ayat yang dikutip di
atas jelas menunjukkan nilai utama dari " Lailat al qodr".
Mengomentari ayat di atas Anas bin Malik ra menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan keutamaan disitu adalah bahwa amal ibadah seperti shalat, tilawah
al-Qur'an, dan dzikir serta amal sosial (seperti shodaqoh dana zakat), yang
dilakukan pada malam itu lebih baik dibandingkan amal serupa selama seribu
bulan (tentu di luar malam lailat al qodr sendiri). Dalam riwayat lain Anas bin
Malik juga menyampaikan keterangan Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya Allah
mengkaruniakan " Lailat al qodr" untuk umatku, dan tidak
memberikannya kepada umat-umat sebelumnya.
Sementara berkenaan
dengan ayat 4 surat al qodr, Abdullah bin Abbas ra menyampaikan
sabda Rasulullah bahwa pada saat terjadinya lailat al qodr, para malaikat turun
kebumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang qiyam al lail, atau melakukan
dzikir, para malaikat mengucapkan salam kepada mereka. Pada malam itu
pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari para hambaNya
yang bertaubat.
Dalam riwayat Abu
Hurairah ra, seperti dilaporkan oleh Bukhori, Muslim dan al Baihaqi, Rasulullah
SAW juga pernah menyampaikan , "barangsiapa melakukan qiyam ( shalat
malam) pada lailat al qodr, atas dasar iman serta semata-mata mencari keridloan
Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang pernah dilakukannya".
Demikian banyaknya
keutamaan lailat al qodr, sehingga Ibnu Abi Syaibah pernah menyampaikan
ungkapan al Hasan al Bashri, katanya : " Saya tidak pernah tahu adanya
hari atau malam yang lebih utama dari malam yang lainnya, kecuali ' Lailat al
qodr', karena lailat al qodr lebih utama dari (amalan) seribu bulan".
III. Hukum
"Menggapai" Lailat al Qodr.
Memperhatikan pada
arahan (taujih) Rasulullah SAW, serta contoh yang beliau tampilkan dalam upaya
"menggapai" lailat al qodr, dalam hal ini misalnya Umar pernah
menyampaikan sabda Rasulullah SAW : " Barangsiapa mencari lailat al
qodr, hendaknya ia mencarinya pada malam kedua puluh tujuh" (HR. Ahmad).
Maka para ulama' berkesimpulan bahwa berupaya menggapai lailat al qodr
hukumnya sunnah.
IV.
Kapankah terjadinya Lailat al Qodr
Sesuai dengan firman
Allah pada awal surat
Al Qodr, serta pada ayat 185 surat
Al Baqoroh, dan hadits Rasulullah SAW. Maka para ulama' bersepakat bahwa
" Lailat al qodr" terjadi pada malam bulan Ramadhan. Bahkan seperti
diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Abu Dzar, dan Abu Hurairah, lailat al qodr
bukannya sekali terjadi pada masa Rasulullah SAW saja, malainkan ia terus
berlangsung pada setiap bulan Ramadhan untuk mashlahat umat Muhammad, sampai
terjadinya hari qiyamat.
Adapun tentang
penentuan kapan persis terjadinya lailat al qodr, para ulama berbeda pendapat
disebabkan beragamnya informasi hadits Rasulullah, serta pemahaman para
shahabat tentang hal tersebut. Sebagaimana tersebut dibawah ini :
1. Lailat
al qodr terjadi pada malam 17 Ramadhan, malam diturunkannya Al Qur'an. Hal ini
disampaikan oleh Zaid bin Arqom, dan Abdullah bin Zubair ra. (HR. Ibnu Abi
Syaibah, Baihaqi dan Bukhori dalam tarikh).
2. Lailat
al qodr terjadi pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan. Diriwayatkan oleh Aisyah dari sabda Rasululah SAW:
"Carilah lailat al qodr pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan" (HR. Bukhori, Muslim dan Baihaqi)
3. Lailat
al qodr terjadi pada malam tanggal 21 Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Abi
Said al Khudri yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.
4. Lailat
al qodr terjadi pada malam tanggal 23 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits
riwayat Abdullah bin Unais al Juhany, seperti dilaporkan oleh Bukhori dan
Muslim.
5. Lailat
al qodr terjadi pada malam tanggal 27 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits
riwayat Ibnu Umar, seperti dikutip oleh Ahmad. Dan seperti
diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, bahwa Umar bin al Khoththob, Hudzaifah
serta sekumpulan besar shahabat, yakin bahwa lailat al qodr terjadi
pada malam 27 bulan Ramadhan. Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas, juga pernah menyampaikan kepada shahabat yang telah tua dan lemah tak
mampu qiyam berlama-lama dan meminta nasehat kepada beliau kapan ia bisa
mendapatkan lailat al qodr, Rasulullah SAW kemudian
menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 bulan Ramadhan (HR. Thabroni dan
Baihaqi).
6. Seperti
difahami dari riwayat Ibnu Umar dan Abi Bakrah yang dilaporkan oleh
Bukhori dan Muslim, terjadinya lailat al qodr mungkin berpindah-pindah pada
malam-malam ganjil sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Sesuai dengan informasi
terakhir ini, dan karena langka dan pentingnya lailat al qodr, maka selayaknya
setiap muslim berupaya selalu mendapatkan lailat al qodr pada sepanjang sepuluh
hari terakhir bulan Ramadhan.
V.
Tanda-tanda terjadinya Lailat al qodr
Seperti diriwayatkan
Oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda: " Pada saat terjadinya lailat al qodr itu, malam terasa jernih,
terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas tidak juga dingin. Dan pada pagi
harinya matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu
awan".
VI.
Apa yang perlu dilakukan pada lailat al qodr dan
agar dapat menggapai lailat al qodr
1.
Lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan semua bentuk ibadah pada
hari-hari Ramadhan, menjauhkan diri dari semua hal yang dapat mengurangi
keseriusan beribadah pada hari-hari itu. Dalam peribadatan ini juga dengan
mengikutsertakan keluarga. Hal itulah yang dahulu dicontohkan Rasulullah
SAW.
2. Melakukan i'tikaf dengan berupaya sekuat tenaga. Itulah yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW.
3. Melakukan qiyamu al lail berjama'ah, sampai dengan rekaat terakhir yang
dilakukan imam, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar ra.
4. Memperbanyak do'a memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah dengan lafal
: "Allahumma innaka 'afuwun tuhibul afwa fa'fu 'anni".
Hal inilah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Aisyah ra ketika
beliau bertanya : ' wahai Rasulullah, bila aku ketahui kedatangan lailat al
qodr, apa yang mesti aku ucapkan"? (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi)
VII.
Menggapai " Lailat al qodr" bagi
Muslimah
Sebagaimana tersirat dari dialog
Rasulullah SAW dengan Aisyah, istri beliau itu, maka mudah disimpulkan bahwa
kaum muslimah-pun disyari'atkan dan diperbolehkan menggapai lailat al qodr .
Dengan melakukan maksimalisasi ibadah yang memang diperbolehkan untuk dilakukan
seorang muslimah.
VIII.
Khotimah
Demikian panduan ringkas ini,
mudah-mudahan pada bulan Ramadhan tahun ini Allah memperkenankan kita meraih
" Lailat al qodr", malam yang utama dari 1000 bulan alias 83 tahun
itu. Amin .
0 komentar:
Posting Komentar